Pages

May 9, 2008

COST OF GOODS SOLD (COGS/HPP) - MANUFAKTUR (The Alure)

Setelah Standard Cost & Variance dibahas, sekarang lanjut lagi mengenai Harga Pokok Penjualan (HPP/COGS) perusahaan manufaktur. Yang sering menjadi sumber kesulitan dalam memahami Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan perusahaan manufaktur adalah alur dan jurnalnya. Sekarang akan dibahas khusus alur dan jurnalnya.

Beberapa bulan yang lalu, friend’s of my friend mengalami kesulitan mengenai alur dan jurnal harga pokok produksi dan harga pokok penjualan, padahal dia sudah pernah menangani accounting sebuah pabrik sebelumnya. Hanya saja sebelumnya, pabrik yang ditangani tidak mengakui adanya persediaan barang dalam proses, sementara perusahaannya yang sekarang mengakui.

Ok, let’s keep it short and quick……

Sebenarnya alur harga pokok produksi sebagian sudah saya bahas di Standard Cost, hanya saja, karena di topic itu focus pada standard cost & variance, maka pembicaraan lebih banyak di sekitar bagaimana penentuan standard cost, terjadinya variance, perlakuan dan approach yang dipergunakan. Sehingga alurnya kurang difocuskan. Sekarang saya akan berfocus pada alur dan jurnalnya hingga terbentuknya Harga Pokok Penjualan (tanpa memperhitungkan adanya standard cost maupun variance).

Jika saya gambarkan dengan diagram, kurang-lebih seperti ini:

Masih memakai kasus PT. Royal Bali Cemerlang, produsen produk dasi, dimana perusahaan menerima pesanan product dasi sebanyak 20,000 pcs. Pada neraca periode sebelumnya diketahui saldo akhir persediaan sebagai berikut:

[-]. Raw Material (persediaan bahan baku) = Rp 2,000,000
[-]. Work In Process (persediaan barang dalam proses) = Rp 5,000,000
[-]. Inventory (persediaan barang jadi) = Rp 3,000,000


Untuk memenuhi pesanan, pada tanggal 01 April, PT, Royal Bali Cemerlang membeli kain sebanyak 3000 meters, dengan harga satuan Rp 25,000/meter secara kredit. Atas pembelian tersebut dicatat dengan jurnal:

[Debit]. Raw Material = Rp 75,000,000
[Credit]. Account Payable = Rp 75,000,000

Jurnal di atas, akan membuat nilai raw material di gudang penyimpanan bahan baku bertambah sebanyak Rp 75,000,000.

Tanggal 05 April, raw material (kain) di keluarkan dari gudang penyimpanan bahan baku sebanyak 2800 meters, atas pengeluaran kain tersebut dicatat dengan jurnal:

[Debit]. WIP – Raw Material = Rp 70,000,000
[Credit]. Raw Material = Rp 70,000,000
( Rp 25,000 x 2800 meters = Rp 70,000,000)

Jurnal pengeluaran raw material di atas akan membuat nilai raw material di gudang penyimpanan berkurang sebanyak Rp 70,000,000

Dari kedua jurnal di atas, Buku Besar “Raw Material” akan menjadi sebagai berikut:

01 April, Saldo awal, Debit = Rp 2,000,000
01 April, Raw Material, Debit = Rp 75,000,000
05 April, Raw Material, Credit = (Rp 70,000,000)
------------------------------------------------------------
Saldo, Raw Material, Debit = Rp 7,000,000

Sedangkan Buku Besar “Work In Process (WIP)”, menjadi sebagai berikut:

01 April, Saldo awal, Debit = Rp 5,000,000
01 April, WIP – Raw Material, Debit = Rp 70,000,000
-----------------------------------------------------------------
Saldo, Raw Material, Debit = Rp 75,000,000

Pada tanggal 10 April dibayar ongkos perbaikan mesin produksi sebesar Rp 1,000,000 secara tunai, dicatat dengan jurnal:

[Debit]. WIP - Overhead Cost (Maintenance) = Rp 1,000,000
[Credit]. Cash = Rp 1,000,000

Pada tanggal 16 April dibayar listrik untuk pabrik sebesar Rp 850,000, untuk itu dicatat denga jurnal :

[Debit]. WIP - Overhead Cost (Electricity) = Rp 850,000
[Credit]. Cash = Rp 850,000

Pada tanggal 29 April dibayarkan upah buruh sebesar Rp 27,000,000 secara tunai. Atas pembayaran upah tersebut dicatat dengan jurnal:

[Debit]. WIP – Direct Labour Cost = Rp 27,000,000
[Credit]. Cash = Rp 27,000,000


Ketiga transaksi di atas, akan membuat Buku Besar “Work In Process” berubah menjadi sebagai berikut:

01 April, Saldo awal, Debit = Rp 5,000,000
01 April, WIP – Raw Material, Debit = Rp 70,000,000
10 April, WIP - Overhead Cost (Maintenance), Debit = Rp 1,000,000
16 April, WIP - Overhead Cost (Electricity), Debit = Rp 850,000
29 April, WIP – Direct Labour Cost = Rp 27,000,000
-----------------------------------------------------------------------------------
Saldo, Work In Process (WIP), Debit = Rp 103,850,000

Keseluruhan Cost yang masuk ke Work In Process (WIP) di ataslah disebut dengan HARGA POKOK PRODUKSI (Manufacturing Cost), yaitu sebesar Rp 70,000,000 + Rp 1,000,000 + Rp 850,000 + Rp 27,000,000 = Rp 98,850,000. Sehingga Harga Pokok Produksi untuk setiap unit product dasi adalah sebesar 98,850,000/20000 = Rp 4,943

Pada tanggal 30 April, barang sebanyak 15000 pcs telah dirampungkan dan diserahkan ke gudang penyimpanan barang jadi. Atas pemasukan barang jadi ke gudang penyimpanan di catat dengan jurnal:

[Debit]. Inventory = ?
[Credit]. WIP – Raw material = ?
[Credit]. WIP – Overhead Cost = ?
[Credit]. WIP – Overhead Cost = ?
[Credit]. WIP – Direct Labor Cost = ?

Masalahnya sekarang; berapakah besarnya nilai inventory diakui?, berapakah besarnya persediaan Work In Process di convert menjadi inventory?

Jika dilakukan secara manual, dapat dihitung dengan cara:

Inventory = Total Unit Barang Jadi yang dihasilkan x Harga Pokok Produksi
Inventory = 15000 x Rp 4,943 = Rp 74,137,500

Demikian juga dengan WIP yang diconvert menjadi inventory dihitung dengan cara yang sama. Sehingga jurnal-nya menjadi seperti dibawah ini:

[Debit]. Inventory = Rp 74,137,500
[Credit]. WIP – Raw material = 52,500,000
[Credit]. WIP – Overhead Cost = 750,000
[Credit]. WIP – Overhead Cost = 637,500
[Credit]. WIP – Direct Labor Cost = 20,250,000

Dari jurnal ini, akan menghasilkan buku besar sebagai berikut:

Buku Besar “Inventory”:

01 April, Saldo Awal, Debit = Rp 3,000,000
30 April, Inventory, Debit = Rp 74,137,500
----------------------------------------------------
Saldo, Inventory, Debit = Rp 77,137,500

Sedangkan Buku Besar “Work In Process” berubah menjadi:

01 April, Saldo awal, Debit = Rp 5,000,000
01 April, WIP – Raw Material, Debit = Rp 70,000,000
10 April, WIP - Overhead Cost (Maintenance), Debit = Rp 1,000,000
16 April, WIP - Overhead Cost (Electricity), Debit = Rp 850,000
29 April, WIP – Direct Labour Cost = Rp 27,000,000
30 April, WIP – Raw material, Credit = (52,500,000)
30 April, WIP – Overhead Cost, Credit = (750,000)
30 April, WIP – Overhead Cost, Credit = (637,500)
30 April, WIP - Direct Labor Cost, Credit = (20,250,000)
-----------------------------------------------------------------------------------
Saldo, Work In Process, Debit = Rp 29,712,500

Sampai pada tanggal 30 April barang yang sudah laku terjual baru sebanyak 14950 pcs dengan unit price Rp 12,000/pc. Atas penjualan tersebut dicatat dengan jurnal:

[Debit]. Cost Of Goods Sold = Rp 73,890,375
[Credit]. Inventory = Rp 73,890,375
(Rp 4,943 x 14950 pcs = Rp 73,890,375)

Dan untuk mengakui penjualan dimasukkan jurnal:

[Debit]. Account Receivable = Rp 105,509,625
[Credit]. Sales = Rp 105,509,625
( Rp 12,000 x 14950 pcs)

Jurnal di atas akan menyebabkan Buku Besar “Inventory” berubah menjadi:

01 April, Saldo Awal, Debit = Rp 3,000,000
30 April, Inventory, Debit = Rp 74,137,500
30 April, Inventory, Credit = (Rp 73,890,375)
------------------------------------------------------
Saldo, Inventory, Debit = Rp 3,247,125


Saldo Buku Besar “Raw Material”, “Work In Process” dan “Inventory” akan masuk ke "BALANCE SHEET", sedangkan “Cost Of Goods Sold” dan “Sales” akan masuk ke “PROFIT & LOST STATEMENT”.

1 comment:

  1. thk ya, aku baru belajar akutansi, jadi keterangan apapun akan sangat membantu

    ReplyDelete

Feel free to leave a comment :)